Selasa, 15 Maret 2011

BELAJAR SIKLUS HIDROLOGI DENGAN MUDAH



Media merupakan alat bantu untuk penyalurkan pesan kepada peserta didiknya untuk mencapai Tujuan pembelajaran. Media sangat luas jika dipandang dari berbagai sudut, misalnya berdasarkan hasil teknologi, jenis, daya liput, dan bahan-bahannya. Salah satu media berdasarkan hasil teknologinya adalah berdasarkan komputer. Pemilihan Komputer sebagai media pengembang disini karena komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, dan tidak membosankan.
Program aplikasi presentasi yang paling mudah digunakan oleh semua pihak adalah Microsoft Powerpoint. Presentasi powerpoint dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik, gambar, dan video. Untuk menigkatkan motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, presentasi dengan menggunakan  aplikasi powerpoint dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan gambar yang bisa berjalan.
RPP dan slide tentang mata pelajaran geografi SMA semester genap SK Menganalisis unsur – unsur geosfer KD ”Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi” dan indikator ”Mendeskripsikan siklus hidrologi” dengan tujuan pembelajaran agar siswa mampu ”Menjelaskan pengertian hidrosfer dan Menjelaskan pengertian siklus hidrologi” baik siklus pendek maupun siklus panjang bisa di akses ke email sitimasfiah@ymail.com.

Kamis, 03 Maret 2011

Field Trip Kota Malang

       Tujuan pertama dari field trip yang dilakukan pada tanggal 02 maret 2011 yang dibina oleh bapak Ardyanto tanjung dan pesertanya mahasiswa UM jurusan Pendididkan Geografi 2008 off L adalah alun – alun Kota Malang. Alun – alun Kota Malang merupakan inti kota ataupun sebagai sentral bisnis distrik Kota Malang. Pertimbangan dalam penentuan alun-alun sebagai inti kota dapat dilihat melalui aspek –aspek seperti topografi alun – alun yang cukup datar jika dibandingkan dengan topografi wilayah sekitarnya. Alun –alun merupakan sentral dari tujuan urban yang datang di Kota Malang, berbagai kegiatan masyarakat dilakukan di inti kota ini. Ada pengelompokan etnis tertentu seperti kampung Arab, Cina, Belanda, dan Madura yang mengelilingi inti Kota Malang ini. 
           Bangunan – bangunan disekitar atau yang mengelilingi alun – alun merupakan situs peninggalan sejarah penjajahan Belanda yang mewakili kegiatan – kegiatan masyarakat Kota Malang. Bangunan – bangunan tersebut dibangun secara bertahap mulai dari kantor walikota, masjid pada tahun 1924, gereja pada tahun 1926, kantor pajak, Bank Indonesia, kantor Pos, dan pusat pendidikan (sumber: petugas di pusat informasi disana). Berdasarkan gambar yang ada pada majalah Malang Tempo Dulu di Pusat Informasi Pariwisata di alun – alun pernah dilewati Trom atau kereta api. Berikut lokasi sekitar alun - alun jika dilihat dari atas:
           Kota Malang hanya memiliki Ruang Terbuka Hijau sebesar 14% saja, ini sangat tidak sesuai dengan ketentuan RTH yang ada (seharusnya 20%). Alun – alun Kota Malang merupakan salah RTH di Kota Malang yang dimanfaatkan untuk aktifitas perekonomian penduduk sekitar Kota Malang. Gambaran kondisi alun – alun pada saat kunjungan berlangsung adalah: tata ruang taman hijau yang indah dan kebersihan yang cukup bagus, lahan parkir yang sudah terkelola dengan baik dipinggir pagar alun – alun, banyak pedagang asongan yang masuk pada kawasan dalam alun – alun yang kebanyakan pedagangnya adalah orang Madura (ini yang membuat alun – alun tidak nyaman), akan tetapi jembatan penyebrangan yang ada tidak dimanfaatkan secara baik dan sepi (penyebrang menyebrang disembarang tempat). Berikut lokasi alun – alun Kota Malang:
            Tujuan selanjutnya adalah wilayah Comboran sebagai selaput inti kota. Daerah selaput inti kota lebih luas dari pada inti kota iyu sendiri, karena adanya dorongan kebutuhan dari dalam maupun luar kota dan pengembangan lokal yang sudah tidak cukup lagi. Pada perjalanan ke selaput kota ini melewati Pasar Besar yang pada badan jalannya tidak difungsikan sebagai mestinya. Badan jalan disepanjang jalan Pasar Besar digunakan Pedagang Kaki Lima untuk berjualan, sehingga badan jalan untuk pejalan kaki ini sangat sempit dan ramai sekali. Penggunaan jalan utama untuk parkir angkutan kota yang menyalahi aturan ini membuat jalan Pasar Besar menjadi lebih sempit dan macet. Berikut keadaan PB:
            Daerah PB – Comboran merupakan daerah pengembangan Kota Malang kearah perekonomian, khususnya perdagangan. Sepanjang jalan daerah ini dipergunakan untuk perdagangan pasar tradisional yang secara umum pedagangnya berasal dari Madura. Daerah selaput Kota Malang ini merupakan daerah Slum atau daerah kumuh dengan banyaknya sampah yang bertumpukan dimana-mana, sehingga mengakibatkan pencemaran udara yang sangat tajam saat melewatinya. Lalu lintas di daerah ini sangat crowded dan tidak teratur, fenomena ini sangat berbeda dengan lalu lintas inti kota yang sangat rapi dan teratur. Tingkat kriminalitas pada daerah yang seperti ini cukup tinggi, kontrol dari pemerintahan Kota Malang pun masih sangat rendah. Akan tetapi pada kondisi yang demikian masih ada pusat pendidikannya. Berikut kondisi di salah satu titik:
           Tujuan field trip yang terakhir adalah lapangan Rampal. Rampal ini merupakan RTH terbaik di Kota Malang dengan resapan yang sangat bagus karena penutup lahannya berupa hamparan rumput serta pepohonan yang luas. Daerah ini dimanfaatkan sebagai sarana olah raga, tempat konser, perkebunan, dan pada pinggir lapangan dimanfaatkan untuk ruko serta kantor dan asrama militer. Berikut kondisi rampal dan segenap peserta dan dosen:
            Dari field trip yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa ada modifikasi teori Burgess. jika pada teori Burgess dikatakan arah pengembangan kota berbentuk lingkaran, tetapi pada kenyataanya arah pengembangan Kota Malang berbentuk kotak atau persegi. Pengembangan Kota Malang menuju ke arah Surabaya dan Blitar, karena pada wilayah utara merupakan pegunungan dan pada wilayah selatannya berupa lautan.